Rabu, 17 Februari 2016

Renungan (Mensyukuri atau Menyombongkan Diri?)



Peringatan Kepada Orang Kaya
Yakobus 5 : 1 – 6

1  Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!

2  Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat!

3 Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir.

4  Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.

5  Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan.

6  Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu.


Mensyukuri atau Menyombongkan Diri?

Suatu ketika saya mendengarkan cerita yang dibawakan kakak saya di Sekolah Minggu mengenai kisah Ayub, ia bertanya kepada anak-anak sekolah minggunya : “sebutkan ciri-ciri orang kaya?”

Ada yang berkata, “punya banyak uang , punya mobil, punya rumah yang bagus dan lain sebagainya.”

Ayub adalah seorang yang sangat kaya dan ia juga orang yang saleh dan takut akan Tuhan.

Ayub 1 : 1 & 3  “Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.

Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.”

Menurut saya, Ayub menjadi salah satu teladan yang luar biasa karena kesalehannya. Meskipun ia dicobai oleh iblis dengan cobaan sangat berat, ketika ternak-ternaknya dirampas, ketika semua anak-anaknya mati,  ketika ia mendapat penyakit, Ayub tetap taat kepada perintah Tuhan.

Namun, saya mulai berpikir mengapa orang kaya diperingatkan dalam Alkitab? Salah satu contohnya dalam nats ini. Mungkin karena kekayaan yang dimiliki oleh orang kaya, sehingga ia bisa saja menjadi sombong dan dalam nats ini juga orang kaya ini tidak hanya diperingat karena kesombongannya, namun karena keegoisannya dan sifat kikir yang dimilikinya juga. Ini bukan mengenai “kekayaannya” tetapi sikap yang ia ambil, apakah orang kaya tersebut mengucap syukur atau menyombongkan diri dengan berkat yang diberikan Tuhan kepadanya. Perlu kita ketahui, setiap sikap yang kita ambil entah itu baik ataupun tidak, pasti ada efek yang kita terima tergantung pilihan kita mau untuk menjadi baik atau buruk.

1Kor 6:10  “pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”

Amsal 16 : 6 & 7 “ Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya:

mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah,”


Kekayaan bukan hanya harta benda yang kita miliki saja, tapi juga kemampuan dan talenta yang Tuhan berikan kepada kita, terkadang membuat kita menyombongkan diri. Harus kita sadari, semua yang kita miliki adalah sesuatu yang fana dan akan lenyap pada saatnya termaksud hidup kita. Untuk itu, belajarlah kita untuk selalu mensyukuri bukan menyombongkan diri atas berkat-berkat Tuhan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar