Peringatan Kepada Orang Kaya
Yakobus 5 : 1 – 6
1 Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya,
menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!
2 Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah
dimakan ngengat!
3 Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya
akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api.
Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir.
4 Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar,
karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan
telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit
panenmu.
5 Dalam kemewahan kamu telah hidup dan
berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan.
6 Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang
yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu.
Mensyukuri
atau Menyombongkan Diri?
Suatu ketika saya
mendengarkan cerita yang dibawakan kakak saya di Sekolah Minggu mengenai kisah
Ayub, ia bertanya kepada anak-anak sekolah minggunya : “sebutkan ciri-ciri orang kaya?”
Ada yang berkata, “punya banyak uang , punya mobil, punya rumah
yang bagus dan lain sebagainya.”
Ayub adalah seorang yang sangat kaya
dan ia juga orang yang saleh dan takut akan Tuhan.
Ayub 1 : 1 & 3 “Ada
seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut
akan Allah dan menjauhi kejahatan.
Ia
memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang
lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat
besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah
timur.”
Menurut saya, Ayub menjadi
salah satu teladan yang luar biasa karena kesalehannya. Meskipun ia dicobai
oleh iblis dengan cobaan sangat berat, ketika ternak-ternaknya dirampas, ketika
semua anak-anaknya mati, ketika ia
mendapat penyakit, Ayub tetap taat kepada perintah Tuhan.
Namun, saya mulai berpikir
mengapa orang kaya diperingatkan dalam Alkitab? Salah satu contohnya dalam nats
ini. Mungkin karena kekayaan yang dimiliki oleh orang kaya, sehingga ia bisa
saja menjadi sombong dan dalam nats ini juga orang kaya ini tidak hanya diperingat
karena kesombongannya, namun karena keegoisannya dan sifat kikir yang
dimilikinya juga. Ini bukan mengenai “kekayaannya” tetapi sikap yang ia ambil,
apakah orang kaya tersebut mengucap syukur atau menyombongkan diri dengan berkat
yang diberikan Tuhan kepadanya. Perlu kita ketahui, setiap sikap yang kita ambil
entah itu baik ataupun tidak, pasti ada efek yang kita terima tergantung
pilihan kita mau untuk menjadi baik atau buruk.
1Kor 6:10 “pencuri,
orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah.”
Amsal 16 : 6 & 7 “ Enam perkara ini yang dibenci TUHAN,
bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya:
mata
sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah,”
Kekayaan bukan hanya harta
benda yang kita miliki saja, tapi juga kemampuan dan talenta yang Tuhan berikan
kepada kita, terkadang membuat kita menyombongkan diri. Harus kita sadari,
semua yang kita miliki adalah sesuatu yang fana dan akan lenyap pada saatnya
termaksud hidup kita. Untuk itu, belajarlah kita untuk selalu mensyukuri bukan
menyombongkan diri atas berkat-berkat Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar